Selamat Ulang Tahun Suamiku
Aku: Be, kamu mau kado apa buat ulang tahun ke 27?
Eki: Aku mau dibikinin tulisan
Aku: Bukannya waktu kamu ulang tahun ke 24 aku udah pernah bikin tulisan buat kado ulang tahun
Eki: Itu kan dulu kita masih pacaran be, aku mau dibikinin setelah kita nikah
Setelah menikah? Sungguh rasanya berbeda. Sangat sangat berbeda.
Be, kamu kenapa begitu sabar? Ini bukannya aku sedang mengeluh, aku malahan sedang sangat bersyukur. Terimakasih atas semua kesabaranmu menghadapi aku yang penuh dengan kekurangan ini.
Jalan yang kita lalui sangat terjal ya be, banyak sekali air mata yang aku hasilkan. Andai aku putri duyung pasti sekarang sudah sangat kaya karena air matanya berubah jadi mutiara.
Kamu tau be? Memilih kamu adalah keputusan pertama yang aku ambil dalam hidupku. Selama ini aku hidup tanpa keberanian, selalu labil, tidak yakin untuk menentukan sesuatu. Sampai suatu hari aku kembali bertemu denganmu dan entah keyakinan dari mana sejak saat itu aku memutuskan untuk kelak menjadi istrimu.
Inget nga be waktu kita berdua duduk di busway. Aku cerita sambil nangis kalau aku tidak ingin menikah. Aku takut akan pernikahan. Aku takut setelah menikah kamu akan menjadi suami yang jahat, walau dibenakku aku tau kamu tidak akan sejahat di sinetron azab. Tapi saat itu aku banyak melihat sosok menakutkan seorang suami dan aku takut km kelak menjadi seperti mereka. Ternyata aku sangat konyol, sementara aku menyimpan ketakutan tersebut aku tidak pernah terfikirkan bagaimana kalau aku sendiri yang berubah? Bagaimana jika esti saat menjadi pacar berbeda dengan esti saat menjadi istri?
Aku sungguh belum dewasa, apakah kamu tidak lelah menghadapi istri yang sangat kekanakan seperti aku be?
Be harusnya tulisan ini menjadi kado indah untukmu. Tapi kenapa hatiku sakit saat membacanya.
Apakah aku malah merusak hari bahagiamu dengan tulisan ini be? Lagi-lagi aku membuat kesalahan. Kata orang jangan meminta maaf jika pada akhirnya melakukan kesalahan yang sama. Lalu jika itu benar, apa yang harus aku lakukan be. Aku berkali-kali melakukan kesalahan dan akupun berkali-kali meminta maaf. Apa ini, aku malah membuatmu berfikir untuk kesalahanku. Sudah be, jangan fikirkan lagi.
Be bolehkah aku tetap memberikan mu kado tulisan ini? Walau ini tidak indah, aku ingin tulisan ini terus menerus aku baca. Aku tidak ingin melupakan kesalahan-kesalahanku. Aku ingin selalu mengingat segala kesabaranmu. Aku harap tulisan ini menjadi cerita bahwa jalan kita memang terjal, tapi pada akhirnya kita tetap bersatu.
Doa dari dalam lubuk hatiku adalah nama grup whatsapp yang aku buat. Semoga selalu dan selamanya.
Selamat ulang tahun, suamiku.
Semoga kamu selalu tau apa yang aku rasakan untukmu.
Mulutku tak mudah berkata cinta, tapi cobalah sesekali main ke hatiku kamu akan menemukan yang kamu cari.
Eki: Aku mau dibikinin tulisan
Aku: Bukannya waktu kamu ulang tahun ke 24 aku udah pernah bikin tulisan buat kado ulang tahun
Eki: Itu kan dulu kita masih pacaran be, aku mau dibikinin setelah kita nikah
Setelah menikah? Sungguh rasanya berbeda. Sangat sangat berbeda.
Be, kamu kenapa begitu sabar? Ini bukannya aku sedang mengeluh, aku malahan sedang sangat bersyukur. Terimakasih atas semua kesabaranmu menghadapi aku yang penuh dengan kekurangan ini.
Jalan yang kita lalui sangat terjal ya be, banyak sekali air mata yang aku hasilkan. Andai aku putri duyung pasti sekarang sudah sangat kaya karena air matanya berubah jadi mutiara.
Kamu tau be? Memilih kamu adalah keputusan pertama yang aku ambil dalam hidupku. Selama ini aku hidup tanpa keberanian, selalu labil, tidak yakin untuk menentukan sesuatu. Sampai suatu hari aku kembali bertemu denganmu dan entah keyakinan dari mana sejak saat itu aku memutuskan untuk kelak menjadi istrimu.
Inget nga be waktu kita berdua duduk di busway. Aku cerita sambil nangis kalau aku tidak ingin menikah. Aku takut akan pernikahan. Aku takut setelah menikah kamu akan menjadi suami yang jahat, walau dibenakku aku tau kamu tidak akan sejahat di sinetron azab. Tapi saat itu aku banyak melihat sosok menakutkan seorang suami dan aku takut km kelak menjadi seperti mereka. Ternyata aku sangat konyol, sementara aku menyimpan ketakutan tersebut aku tidak pernah terfikirkan bagaimana kalau aku sendiri yang berubah? Bagaimana jika esti saat menjadi pacar berbeda dengan esti saat menjadi istri?
Aku sungguh belum dewasa, apakah kamu tidak lelah menghadapi istri yang sangat kekanakan seperti aku be?
Be harusnya tulisan ini menjadi kado indah untukmu. Tapi kenapa hatiku sakit saat membacanya.
Apakah aku malah merusak hari bahagiamu dengan tulisan ini be? Lagi-lagi aku membuat kesalahan. Kata orang jangan meminta maaf jika pada akhirnya melakukan kesalahan yang sama. Lalu jika itu benar, apa yang harus aku lakukan be. Aku berkali-kali melakukan kesalahan dan akupun berkali-kali meminta maaf. Apa ini, aku malah membuatmu berfikir untuk kesalahanku. Sudah be, jangan fikirkan lagi.
Be bolehkah aku tetap memberikan mu kado tulisan ini? Walau ini tidak indah, aku ingin tulisan ini terus menerus aku baca. Aku tidak ingin melupakan kesalahan-kesalahanku. Aku ingin selalu mengingat segala kesabaranmu. Aku harap tulisan ini menjadi cerita bahwa jalan kita memang terjal, tapi pada akhirnya kita tetap bersatu.
Doa dari dalam lubuk hatiku adalah nama grup whatsapp yang aku buat. Semoga selalu dan selamanya.
Selamat ulang tahun, suamiku.
Semoga kamu selalu tau apa yang aku rasakan untukmu.
Mulutku tak mudah berkata cinta, tapi cobalah sesekali main ke hatiku kamu akan menemukan yang kamu cari.
Komentar
Posting Komentar