danest

13 Agustus 2018 23.46 menjadi saat terakhir beliau menghembuskan nafas terakhir. Semalam ketika sedang terlelap dalam tidur, sepupuku menelfon ke hp mama mengabarkan kakek sudah tiada di dunia ini. Aku melihat tangan mama bergetar hebat, kakinya tak kuat menopang berat badannya. Ku tuntun dia untuk duduk di kursi terdekat. Aku masih belum percaya, pun sampai tulisan ini selesai aku upload. Aku, mama dan adikku tidak henti menangis. Kami mengingat kenangan masing-masing dengan kakek. Aku merasa belum menjadi cucu yang baik, tidak berada di sisi kakek ketika menahan sakit di rumah sakit pun saat menghembuskan nafas terakhir. Dulu sewaktu kecil, sering sekali aku sakit. Ada yang salah dengan percernaanku, jika aku makan sembarangan, akan langsung kesakitan. Kakek yang selalu datang untuk memijat perutku. Viola! Sakitnya langsung pergi. Tuhan menitipkan obat untukku ditangan kakek. Jam berapapun kakek selalu menyempatkan datang ke rumahku ketika aku sakit, padahal jarak antara ru...

Salah satu cita-citaku saat kecil tercapai haha jadi orang tuaku adalah orang tegal asli, bahkan desa mereka sebelahan, hal itu menyebabkan aku tak pernah mudik. Maka saat aku kecil aku bercita-cita ingin merasakan mudik, dan itu tercapai tahun ini HORE!  Sebenarnya aku ingin mudik menggunakan kereta, tapi perusahaanku baru mengumumkan tanggal libur ketika puasa minggu kedua yang artinya itu sungguh mepet saudara dan semua tiket kereta sudah ludes terjual. Yaudahlah ku ikhlas saja mudik pake bis. Drama pun dimulai ketika bapa mengajak untuk mudik bareng. Dan yang menjadi masalah adalah ketika ku berencana pulang jumat sore dan bapa berencana rabu pagi (dikarenakan hari selasa bapa ada dinas wajib yang tak bisa ditinggalkan) gagal dong pulang bareng. Akhirnya ku putuskan untuk beli tiket bus karena ku harus berjuang mudik sendirian jadi ku harus mempersiapkan segalanya sendiri, esti kuad :"( Perjalanan membeli tiket bus. Ini sungguhlah tidak mudah saudara :"""...